Jatuh Cinta


                 Pandanganku terpaku oleh dia
                 Sosok yang baru saja berlalu dihadapan ku
                 Sosok yang asing bagi ku
                 Namun sosok itu membuat hati ku penasaran

Membuat jantungku berdegup cepat seakan ingin berlari keluar
Membuat bulu roma ku berdiri saat ku melihat wajahnya
Saat ku tatap matanya ada suatu getaran dihatiku
Rasanya sungguh aneh
Tuhan, apa ini getaran sinyal cinta?

                Apakah aku telah jatuh cinta?
                Jatuh cinta saat pandangan pertama?
                Pada sosok yang baru saja ku kenal
                Apa dia rasakan apa yang ku rasakan?
                Atau apa hanya aku yang merasakan hal ini sendirian?

Aku hanya dapat berdoa dalam kesunyian
Yang disaksikan gelapnya malam dan terangnya cahaya bulan
Agar rasa ini dapat terbalas olehnya



(Maulidiyah Hutami Widyadana)

Dia


 Suasana pagi yang indah
Terlintas dihadapan ku sesosok manusia yang mebuat ku bertanya
Namun, waktu tak berpihak padaku
Dia pergi tergesah - gesah memasuki sebuah ruangan

Dia hanya meninggalkan beribu pertanyaan diotak ku
Yang mungkin tidak akan terjawab olehnya maupun diriku
Dan pertanyaan itu berubah menjadi sebuah perasaan 
Yang tak ku duga sebelumnya

Apakah ini rasanya Tuhan?
Rasa ini terlalu sulit untuk ku cerna dengan nalar ku
Ini terlalu sulit Tuhan
Bagaimana mungkin, rasa itu timbul sedangkan aku baru melihatnya sekilas
Dan kita belum kenal satu sama lain

Oh Tuhan, tolong aku...
Rasa ini membuatku jadi menggilainya
Menggilai dia, orang yang tak ku kenal 
Namanya maupun tentangnya

Namun perasaan ini terlalu memaksaku 
Tuk berlari menuju hatinya
Dia, kau orang yang membuat ku begini
Gila karena sesuatu hal yang bodoh menurutku



                                        (Maulidiyah Hutami Widyadana)

Kesepian


Tak ada yang menemani diriku
Yang tengah kesepian ini
Dan hanya menunggu datangnya sang Fajar
Dan keheningan malampun kian kurasa

Kesendirian yang semu membuat ku rindu
Memang kusadari
Rangkaian peristiwa yang kian menepi
Menyentuh sanubari hati

                   Dan meninggalkan jejak yang berseri
                   Hanya waktu yang tahu
                   Kini sang Fajar telah pergi
                   Saat aku jatuh terpuruk sendiri

Sendiri aku disini
Aku memilih menulis dan berbicara
Menuangkan curahan hati lewat pena
Aku memilih diam dan bergerak dalam kesunyian dan kesepian ini


(Maulidiyah Hutami Widyadana)

Diberdayakan oleh Blogger.